STUDI KASUS


Contoh 1   

 

Diketahui Harga jual Produk Rp 100/unit, Biaya variable Rp 40/unit dan Biaya tetap Rp 300.000,- dengan kapasitas produksi maksimal = 10.000 unit



Pertanyaan :

a. Pada jumlah (dalam unit dan Rp) berapakah perusahaan dalam kondisi BEP ?

b. Gambarkan dalam bentuk grafik dalam kondisi BEP ?

BEP dicari dan dihitung dengan menggunakan metode aljabar



Jawab :

a.       FC * BEP (unit) = P- VC

Rp 300.000 BEP (unit)     = Rp 100/unit – Rp 40/unit

Rp 300.000 BEP (unit)     = Rp 60/unit

BEP (unit)                         = 5.000 unit



FC * BEP ( Rp)                 = 1 – VC/S

Rp 300.000 BEP (Rp)       = 1 - Rp 400.000/Rp 1.000.000

Rp 300.000 BEP (Rp)       = 1 – 4/10 Rp 300.000

BEP (Rp)                           = 6/10 BEP

(Rp)                                   = Rp 500.000,-



Contoh 2

(Kasus Analisis BEP dengan Satu Jenis Produk)



Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp300.000.OO. Biaya variabel per unit Rp40,00. Harga jual per unit Rp l00,00. Kapasitas produksi maksimal 10.000 unit.



Berikut merupakan pembahasan analisis dan perhitungan dari kasus dengan lebih jelas :



1.    Dengan cara trial and error



Misalkan diambil volume produksi 6.000 unit. Dengan volume produksi 6.000 unit maka dapat dihitung keuntungan operasi sebagai berikut:



= (6.000 x Rp100,00) - Rp300.000,00 + (6.000 x Rp40,00))          

= Rp600.000.00         - (Rp300.000,00 + Rp240.000,00) = Rp60.000,00



Pada volume produksi 6.000 unit perusahaan masih mendapatkan keuntungan. Ini berarti bahwa break-even point-nya terletak di bawah 6.000 unit. Misalkan diambil 4.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:



=(4.000 x Rp100.00)   — Rp300.000.00 + (4.000 x Rp40,00)          

= Rp400.000,00          — (Rp300.000,00 + Rp160.000,00)   = Rp- 60.000,00



Pada volume 4.000 unit ternyata diderita kerugian sebesar Rp60.000,00. Ini beranti bahwa break-even point-nya lebih besar dan 4.000 unit. Misalkan kita ambil 5.000 unit, dan hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:



(5.000 x Rp100,00) — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)) =

Rp500.000,00 — (Rp300.000,00 + Rp200.000,00)   = Rp0,00.



Ternyata pada volume produksi penjualan 5.000 unit tercapai break-even point yaitu yang di mana keuntungan netonya sama dengan nol.



2.    Dengan Rumus Aljabar



dapat dihitung secara Iangsung dalam unit dengan menggunakan rumus tersebut di atas dan hasilnya adalah sebagai berikut.




Perhitungan break-even point atas dasar sales dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar sebagai berikut:





di mana:        PC       = biaya tetap

VC      = biaya variabel

S          = volume penjualan.



Sales pada break-even dinyatakan dalam rupiah dapat dihitung dengan menggunakan rumus tersebut sebagai berikut:

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa volume penjualan pada break-even dinyatakan dalam rupiah adalah sebesar Rp500.000,00. Apabila volume penjualan tersebut dibagi dengan harga jual per unit, hasilnya menunjukkan break-even point dalam unit yaitu:






Kemudian besamya margin of safety dapat dihitung sebagai berikut:






Angka margin of safety sebesar 50% menunjukkan kalau jumlah penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 50% (dari penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita kerugian. Kalau berkurangnya penjualan hanya 40% dan yang direncanakan, perusahaan belum mendenita kerugian.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Untuk contoh tersebut di atas besarnya “margin of safety’ adalab Rp500.000,00 dan besarnya “margin of safety ratio” adalah 50%.

Comments

Popular posts from this blog

Why is Break Even Point?