METODE PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP)


Perhitungan Break Even Point Dengan Pendekatan Matematis

Dalam menghitung tingkat break even point dengan pendekatan matematis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:



a.    Atas Dasar Unit

Ditinjau dari per satuan produk atau barang yang dijual, maka setiap satuan barang memberikan sumbangan atau kontribusi (margin) yang sama besarnya untuk menutup biaya tetap atau laba. Dalam keadaan break even, maka dengan membagi jumlah biaya tetap dengan margin per satuan barang akan diperoleh jumlah satuan barang harus dijual sehingga perusahaan tidak mengalami rugi ataupun laba Menurut Munawir (2004:186) perhitungan break even point dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:


b.   Atas Dasar Rupiah

Dalam keadaan break even laba perusahaan adalah nol, oleh karena itu dengan membagi jumlah biaya tetap dengan marginal income ratio-nya, akan diperoleh/diketahui tingkat penjualan (dalam rupiah) yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita rugi ataupun memperoleh laba (break even point). Menurut Munawir (2004:188) tingkat break even point atas dasar rupiah dapat dihitung menggunakan rumus: 




Dalam metode lain, perhitungan secara matematis dapat disebut juga perhitungan Aljabar,

BEP terjadi bila




Dimana :

Q         = Jumlah unit yang dihasilkan/dijual dalam kondisi BEP (BEP dalam satuan unit)

FC       = Biaya tetap (Rp)

V         = VC = Biaya variable/ unit (Rp/unit)

P          = Harga jual / unit (Rp/unit)

P-V     = Contribution Margin = CM (Contribution to Fixed Cost) =Penghasilan penjualan (pendapatan) setelah dikurangi biaya variable yang merupakan bagian dari penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap.



Apabila CM > FC (untung),

  CM < FC (rugi),

            CM = FC ( BEP)

Atau BEP dapat juga dicari dengan rumus :




Dimana :

Q         = Jumlah unit yang dihasilkan/dijual dalam kondisi BEP (BEP dalam satuan Rupiah)

FC       = Biaya tetap (Rp)

VC      = Biaya variable (Rp)

S          = Jumlah penjualan (Rp)

Perhitungan Break Even Point dengan Pendekatan Grafis

Dalam penentuan break even point dapat pula dilakukan dengan grafik atau gambar. Dengan grafik break even point manajemen akan dapat mengetahui hubungan antara biaya, penjualan (volume penjualan) dan laba. Selain itu dengan grafik break even point manajemen dapat mengetahui besarnya biaya yang tergolong biaya tetap dan biaya variabel serta dapat mengetahui tingkat-tingkat penjualan yang masih menimbulkan kerugian dan tingkat-tingkat penjualan yang sudah menimbulkan laba, atau besarnya laba atau rugi pada suatu tingkat penjualan tertentu. Grafik break even point merujuk pada Munawir (2004:193)




Margin Of Safety

Margin of safety dalam hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut:  



Disini penjualan yang direncanakan juga bisa disebut Budget Sales atau dengan kata lain target penjualan.

Margin of Safety merupakan angka yang menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau dibudgetkan (budgeted sales) dengan penjualan pada break-even. Dengan demikian maka margin of safety adalah juga menggambarkan batas jarak, di mana kalau berkurangnya penjualan melampaui batas jarak tersebut, perusahaan akan menderita kerugian.

Semakin kecilnya margin of safety maka semakin cepat perusahaan menderita kerugian dalam hal ada penurunan jumlah penjualan yang nyata. Untuk membedakan batas penyimpangan yang dapat menimbulkan kerugian dinyatakan dalam angka absolut dan dalam angka relatif, kadang-kadang digunakan dua macam istilah. Untuk batas penyimpangan yang absolut digunakan istilah “margin of Safety” dan untuk batas penyimpangan dalam angka yang relatif (dalam persentase dari sales) digunakan istilah “margin of safety ratio”.

Comments

Popular posts from this blog

Why is Break Even Point?