PENGERTIAN BREAK EVEN POINT (BEP)
Dalam ilmu ekonomi, terutama akuntansi biaya, titik impas (break
even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan
pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
(WIKIPEDIA)
Dalam penjelasan
lain, Analisa Break
Event adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Biaya
Tetap, Biaya Variabel, Keuntungan dan Volume aktivitas. Masalah Break Event baru akan muncul dalam
perusahaan apabila perusahaan tersebut mempunyai Biaya Variabel dan Biaya
Tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita
kerugian dikarenakan penghasilan penjualannya hanya mampu menutup biaya
variabel dan hanya bisa menutup sebagian kecil biaya tetap.
Contribution
Margin adalah selisih antara penghasilan
penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap
dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila
Contribution Margin-nya lebih besar dari
Biaya Tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total
biaya.
Break
Event Point menyatakan volume penjualan dimana total
penghasilan tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak
memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian. BEP ditinjau dari konsep kontribusi
margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana kontribusi margin sama besarnya
dengan total biaya tetapnya.
Adapun pengertian – pengertian Break
Even Point menurut para ahli:
1.
Menurut S. Munawir ( 2002) Titik break even point atau titik pulang pokok
dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi ( total penghasilan = total biaya)
2.
Menurut Abdullah (2004) Analisis Break even point disebut juga Cost volume profit analysis
Arti penting analisis break even
point bagi manajer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan adalah
sebagai berikut:
a.
Guna menetapkan jumlah minimal yang harus
diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian
b.
Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai
untuk mendapatkan laba tertentu
c.
Penetapan seberapa jauhkah menurunnya penjualan
bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi
3.
Menurut Purba (2002) Titik impas (break even point) berlandaskan pada
pernyataansederhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk
menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mengahsilkan produk tersebut.
4.
Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan
impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode
tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak
menderita kerugiaan.
5.
Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan
penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan biaya total
penjualan sehingga tidak ada laba atau rugi
6.
Menurut Mulyadi
(2001:232) menyatakan bahwa: Titik impas (break
even point) adalah keadaan suatu usaha yang memperoleh laba dan tidak
menderita rugi. Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama dengan jumlah biaya, atau
apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Berdasarkan pengertian tersebut
dapat diartikan bahwa yang dimaksud dengan break
even point (titik impas) adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak
memperoleh laba ataupun tidak menderita kerugian. Sehingga perusahaan dikatakan
impas jika jumlah pendapatan yang diperoleh sama besarnya dengan jumlah biaya
yang dikeluarkan.
Comments
Post a Comment