KETERBATASAN ANALISIS BREAK EVEN POINT
Analisis break even dapat dirasakan
manfaatnya apabila titik break even
dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan
apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga
jual dan biaya akan mempengaruhi titik break
even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab
ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
· Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
· Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
· Sales price per unit tidak berubah
dalam periode tertentu
· Sales mix adalah konstan
Berdasarkan limitasi-limitasi
tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan
bergeser atau berubah apabila:
1. Perubahan
FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan
ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya
tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas
atau sebaliknya.
2. Perubahan
pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan
bagaimana miringnya garis total cost.
Naiknya biaya VC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan
dalam sales price per unit Perubahan
ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual
per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan
menggeser ke bawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya perubahan
dalam sales mix Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam
produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila
terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk
B tetap maka BEP pun akan berubah.
Dari acuan keterbatasan BEP tersebut dapat dihubungkan dengan beberapa
kelemahannya. Maka berikut adalah beberapa
kelemahan BEP yang bisa diuraikan :
1.
Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan
padahal kenyataan harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan
permintaan dan penawaran di pasar. Untuk menutuapi kelemahan itu, maka
harus dibuat analisis sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.
2.
Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga mengandung
kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap
tidak bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan
lainnya. Dengan demikian juga perhitungannya biaya variabel per unit juga
akan dapat dipengaruhi perubahan ini.
3.
Jenis barang yang dijual tidak selalu satu
jenis.
4.
Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada
berbagai kapasitas.
5.
Biaya variabel juga tidak selalu berubah
sejajar dengan perubahan volume.
Comments
Post a Comment